Architecture is My Life

Where you can see the future...

KLITREN 2012

20 Februari 2009, Atrium kampus elite
Pada suatu hari pukul 8 pagi di kampus elite yang berlokasi di daerah Klitren Yogyakarta, sedang berbincang – bincang dua orang sahabat baik yang menuntut ilmu di kampus elite tersebut. Mereka berdua adalah mahasiswa dari jurusan Arsitektur. Sarmin dan Bejo, Sarmin dari Surabaya dan Bejo dari Tulung Agung. Begini ceritanya....
“Eh kamu tadi ngerasain gempa bumi pagi jam 4 ga Min?”Bejo bertanya.
“Iya, wuih gila padaha aq lagi asik tidur tu,hehehehe....”Sarmin menjawab sambil tertawa.
“yah kamu Min orang lagi pada panik gitu kamu masih aja ketawa!”Bejo menggerutu.
“Ah kamu gitu aja,iya iya dech....”ujar Sarmin.
“Eh, trus kos kamu bagaimana?”tanya Bejo.
“Gila....KAPAL PECAH!He.....!”ujar Sarmin
“...................
Mereka masih terus saja mengobrol di kursi dalam ruangan atrium yg cukup besar itu. Mahasiswa Kampus elite tersebut mulai berdatangan. Sehingga menambah suasana ramai di sana. Drrrreeeeee...........e..e.e..er..a.a.t.tra.r.t.rt..a.tr..tra.tr.t.r.gr.g.dfd.ga.g.df/.?>?<><.dg,f.g.fd.d.d...df.s.df,sdf..........................................dddddddddddddddddddrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrttttttttttttttttttttttttttttttttt.,..................................Tiba – tiba saja gempa bumi mengguncang daerah Yogyakarta selama 20 dtk.
“Min........!”teriak Bejo memanggil Sarmin sahabatnya.
“Yo a.........!”jawab Sarmin.
“Kamu tidak apa – apa?” tanya Bejo.
“Aku baik – baik saja.”jawab Sarmin.
“Wah gila semua hancur.......!”ujar Bejo.
“TOTAL DESTRUCTION!”jawab Sarmin.
“Apaan tu?”tanya Bejo.
“Penghancuran total bloon....!”Sarmin menjawab.
“Wah kita harus balik ke kos nih!”ujar Bejo.
“Sepertinya tidak perlu lagi. Lhat saja bangunan kampus kita saja yang merupakan bangunan terkokoh di daerah Yogyakarta saja bisa hancur lebur dibuatnya. Apakagi kos – kosan tempat kita tinggal. Pasti sudah rata”ujar Sarmin.
“Teman – teman yang lain bagaimana?”tanya Bejo.
“Oh iya bagaimana ya mereka?ujar Sarmin.
Tiba – tiba saja orang – orang berlarian sambil berteriak....
“Air.....................................................”
“Air.....................................................”
“Air.....................................................”
Dengan segera air memenuhi daerah Klitren yang secara otomatis berarti daerah selatan Klitren benar – benar terendam air.
“Wah asin........”ujar Bejo.
“Kalau begitu ini berarti Tsunami, brarti pusat gempa ada di laut. Jangan – jangan Bantul benar – benar habis termakan air.”ujar Sarmin.
“Wha..................................................”Bejo berteriak karena kaget.
“Sial.....apa yg harus kita lakukan?”gerutu Sarmin.

Karena cerita terlalu kejam dan sadis maka cerita akan langsung berlanjut ke tahun 2012

20 Februari 2012, Klitren Floating Doom.
“Wah akhirnya karya kita berhasil dan berfungsi dengan baik.”ujar Sarmin.
“Wuih.... iya ni, berkat kerjasama penduduk dan pemerintah.”jawab Bejo.
Mereka berdua baru saja menyelesaikan tahap akhir pembuatan Floating Doom. Dimana Floating Doom adalah tempat yg cukup luas dengan bentuk bundar dan berdiameter sekitar 1000m. Di Dalam Floating Doom ini terdapat semua fasilitas publik muilai dari Toilet sampai dengan Universitas. Dilengkapi juga dengan jalanan untuk akses penduduk ke tempat – tempat lain. Di sebelah luar Floating Doom ini ada pelabuhan dimana jika ingin ke daerah lain kita harus menyeberang dengan kapal atau Speedboat. Bangunan Floating Doom ini sesuai dengan namanya yaitu kubah terapung. Ya, ini lebih mirip dengan sebuah kapal daripada sebuah bangunan. Bangunan ini memang dirancang untuk bisa terapung sebab karena daerah Klitren termasuk seluruh daerah DIY sudanh tertutup oleh air Laut. Benar, ini semua akibat dari pemanasan global dimana sebenarnya permasalahan tersebut adalah akibat dari manusia itu sendiri. Akhirnya mereka harus menanggung akibat. Akan tetapi akibat kesalahan tersebut manusia cepat belajar sehingga banyak pemikiran – pemikiran baru dalam menciptakan sesuatu. Contohnya Floating Doom. Kalau tidak ada air maka karya ini tidak mungkin ada. Sehingga seluruh DIY saat ini berubah nama mnjadi YFD atau Yogyakarta Floating District. Dimana seluruh kabupaten dan kotamadya terbagi – bagi menjadi bagian Floating Doom Individu.
“Wah sekarang tidak takut banjir, gempa, Tsunami lagi ni.”ujar Bejo.
“Iya sih, tapi kalau kita mengalami kebocoran verabe juga nih.”ujar Sarmin.
“Ha........!Mudah – mudahan tidak!”Bejo berharap.
“Ayo kita ke Selatan! Kita harus ziarah ke teman – teman kita dulu. Di Floating Graveyard.”ajak Sarmin.
“Oke boz........!”Bejo menjawab.

SEKIAN

0 komentar: